13.9.10


Setiap orang adalah pelacur bagi kekasihnya.

Dan siapa laki-laki ? Haruskah saya coba menjelaskan, walau ada 1 kalimat kunci : saya bukan laki-laki ?
Juga, siapa memangnya perempuan ? Haruskah saya ikut-ikut menambah definisi, walau ada 1 tuntutan yang tak terelakkan : bagaimanapun juga, saya perempuan ?  

Ah, kalimat itu hanyalah sepenggal dari keputusasaan saya yang tercatat pada kisah percintaan saya yang kesekian. Dan biasanya catatan seperti itu bisa menjadi bacaan-bacaan asyik tatkala sudah berpuluh hari berlalu, di tengah malam sudah tentu. Seperti malam itu, saya duduk di hadapan monitor, lalu membuka satu file yang sudah sangat uzur, isinya apalagi kalau bukan kenangan.

No comments:

Post a Comment